Hubungan ketenangan dengan
A. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal, pikiran serta hati nurani. Ketenangan sendiri timbul dalam hati nurani manusia yang penuh dengan kesadaran dan kesabaran. Jadi secara sederhana kita dapat menyimpulkan hubungan ketenangan dan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan adalah ketenangan muncul dalam hati nurani manusia yang merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Meskipun kadang-kadang ada masalah yang mengganggu suasana hati manusia, manusia selalu dapat merasa tenang dengan berserah diri kepada Tuhan. Tanpa mempercayai Tuhan manusia tidak akan merasakan ketenangan melainkan kegelisahan dalam hidupnya.
B. Manusia sebagai makhluk individu
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, tetapi juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Manusia dikatakan sebagai makhluk individu, karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda- beda, begitupun dengan pola tingkah lakunya yang kadang menjadi ciri khas pribadinya misalnya seseorang yang berkepribadian baik senantiasa pola tingkah lakunya pun akan baik, tetapi sebaliknya seseorang yang berkepribadian tidak baik maka pola tingkah lakunya pun tidak baik. Oleh karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda maka pemenuhan ketenangan hati setiap individupun berbeda-beda sesuai dengan kepribadiannya.
C. Manusia sebagai makhluk sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa adanya orang lain, tetapi secara psikologis tidaklah mungkin. Manusia memerlukan orang lain untuk keberadaannya. Hubungan dengan orang lain akan menjadi semakin nyata apabila orang tersebut semakin berkembang. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa manusia merupakan makhluk individual sekaligus sebagai makhluk sosial. Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu dan tempat. Di mana saja dapat terjadi hubungan. Hubungan sosial ini sangat penting peranannya. Dalam hubungan sosial akan terdapat adanya rasa aman atau tidak aman. Rasa aman inilah yang menjadi dambaan seseorang dalam hubungan sosial. Mengapa rasa aman ditekankan di sini, karena rasa aman inilah yang dapat menjadikan orang merasa tenang. Rasa aman ini akan didapat seseorang bila hubungan sosialnya memuaskan.
D. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Sebagai makhluk budaya, manusia dapat menciptakan suatu kebudayaan melalui akal fikiran, kalbu, budi pekerti, yang berkembang dilingkungannya, maka terbentuklah kebudayaan yang lebih berkembang dan lebih maju serta menjelma sebagai sebuah masyarakat. Hasil kebudayaan tersebut akan menciptakan ketenangan dalam diri manusia.
Hubungan Ketentraman dengan
A. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya. Melalui kesempurnaannya itulah manusia bisa berfikit, bertindak, berusaha dan bisa manentukan mana yang baik dan benar. Disisi lain manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius yang mempercayai adanya sang maha pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan dimuka bumi ini. Keyakinan terhadap sang pencipta ini lah yang memunculkan ketentraman dalam hati setiap manusia yang mempercayai adanya Tuhan yang Maha mengatur seluruh kehidupan di muka bumi ini.
B. Manusia sebagai makhluk individu
Sebagai makhluk individu, manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda disebabkan keinginan dalam diri setiap manusia itu berbeda. Tetapi dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut, kadang-kadang manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kebutuhan tersebut yang tentu saja sangat mempengaruhi ketentraman hati karena adanya rasa was-was disebabkan jalan yang ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Di sini lah dibutuhkan keimanan dalam menentukan ketentraman hati setiap manusia agar dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya terhindar dari hati yang resah .
C. Manusia sebagai makhluk sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan pedoman dan peraturan yang mengatur perilaku manusia tersebut agar tidak terjadi perselisihan. Pedoman yang dimaksud adalah norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Norma yang berlaku untuk mengatur tingkah laku manusia adalah norma sosial dan norma hukum. Kedua norma tersebut berkaitan satu sama lain. Dengan mematuhi seluruh norma yang berlaku di dalam masyarakat maka akan terciptalah ketentraman dalam lingkungan masyarakat.
D. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Sebagai makhluk budaya, manusia diberikan kemampuan berpikir untuk menjalain kehidupannya. Manusia juga membutuhkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini tidak dapat dilakukan serta merta begitu saja. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan suatu aturan-aturan atau pedoman sebagai suatu norma karena kebudayaan yang baik tentu saja merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang baik pula. Sehingga dengan kebudayaan yang baik, ketentraman juga akan tercipta dalam diri setiap manusia.
Hubungan Kenyamanan dengan
A. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Manusia memiliki akhlak dan budi pekerti yang menempatkan dirinya pada kedudukan yang luhur serta terpuji, dan manusia juga dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lain dalam kehidupan semesta alam. Akhlak dan budi pekerti ini sangat memiliki peranan yang begitu penting dalam membentuk karakter manusia selain itu akhlak dan budi pekerti berorientasi pada nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan hidupnya. Nilai-nilai itu selalu ada dalam diri manusia dan tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia yang tertu saja sangat mempengaruhi kenyamanan dalam diri manusia.
B. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai individu dengan kepribadian khasnya berada di tengah-tengah kelompok individu lain yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari individu untuk menjadi pribadi tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, melainkan juga oleh kelompok di sekitarnya. Dalam proses untuk menjadi pribadi, individu dituntut mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada, baik lingkungan fisik dan maupun non fisik (sosial budaya) sehingga tercipta kenyamanan dalam diri setiap manusia
.
C. Manusia sebagai makhluk sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan komndisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung komsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kenyamanan bersama dalam hidup bermasyarakat.
D. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia adalah mahluk yang berbudaya. Berbudaya merupakan ciri khas kehidupan manusia yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang mempengaruhi kepribadiannya. Pada umumnya, manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari sikap dan perilakunya yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap kenyamanan manusia dalam menjalani hasil kebudayaan yang telah di ciptakan sebelumnya.
Hubungan Kedamaian dengan
A. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Dalam kehidupan manusia membutuhkan sebuah kedamaian jiwa dalam hidupnya oleh karena itu manusia meyakinkan bahwa Tuhan itu ada dan akan membantu setiap manusia dimuka bumi ini. Hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan paling mulia. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki akal, pikiran, rasio, daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya. Setiap apa yang diciptakan oleh penciptanya haruslah tunduk dan taat kepada aturan yang ditetapkan oleh pembuatnya. Karena manusia adalah produk Tuhan maka fitrah yang harus ditaati adalah tunduk patuh dan taat terhadap setiap apa-apa yang diperintahkan dan menghindari setiap apa yang dilarang.
B. Manusia sebagai makhluk individu
Sebagai makhluk individu, seorang manusia selalu ingin berhubungan satu sama lain untuk membentuk kerukunan dan kedamaian. Di mana manusia yang satu dengan yang lain saling membutuhkan dan mempunyai kebutuhan. Masing-masing kesemuaannya ini membentuk suatu hukum dan membentuk perubahan sesuai dengan kebutuhan sosialnya dapat terpenuhi secara maksimal. Manusia sebagai makhluk individu memiliki sikap dan tanggung jawab serta perilaku yang baik terhadap masyarakat.
C. Manusia sebagai makhluk sosial
Dalam konteks diri manusia sebagai makhluk sosial, manusia hidup dan berada dalam sistem kehidupan masyarakat, yang berdasarkan pada aturan dan kesepakatan bersama dalam suatu lingkungan, tempat, dan ruang lingkup tertentu. Maka tujuan hidup bersama yang ingin dicapai adalah kedamaian dan keteraturan hidup antar manusia. Untuk mencapai tujuan bersama itu dibutuhkan suatu pedoman yang mengatur bagaimana manusia dapat berperilaku pantas dan semestinya dalam masyarakat.
.
D. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia sebagai makhluk budaya selain memiliki akal juga mempunyai perasaan atau hati nurani oleh sebab itu manusia selalu dan pasti menghayati dan merasakan segala macam fenomena kehidupan seperti kesedihan, kejujuran, kebaikan, keindahan, keadilan, tanggung jawab, kedamaian dan cinta kasih yang menjadi realita kejiwaan atau psikologis. Berdasar perasaan atau nurani, manusia memiliki cita rasa yang menjadi kualitas atau ide-ide dalam hidupnnya. Manifestasi fenomena psikologis seperti rasa sedih, gugup, adil, baik, indah, damai, bahagia, cinta, tanggung jawab dan sebagainya itu, dalam realita kehidupan manusia selain dapat diidentifikasi melalui berbagai bentuk sikap, perilaku, tindakan dan raut wajah (pancaran cahaya) biasanya juga berupa berbagai ekspresi seni yang beraneka ragam jenisnya.
0 komentar:
Posting Komentar