Humearah

Jumat, 20 April 2012

Nikmat Hilang Tak Patah Arang


“Cintailah seseorang sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang kamu benci, dan bencilah seseorang sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari nanti ia menjadi orang yang kamu cintai.”
Begitulah nasihat dari sahabat Ali bin Abi Thalib. Karena orang yang meluapkan rasa cinta, atau suka ria yang melampaui kadar yang semestinya, berpotensi menimbulkan penyesalan dan kebencian yang dalam, jika ternyata yang terjadi berkebalikan dengan apa yang diharapkan.
Bila Kenyataan tak Sesuai Harapan
Nafsu manusia memang penuh dengan keinginan. Pikiran pun juga sarat dengan pengharapan. Rasulullah menggambarkan, angan-angan manusia melampaui batas ajal yang ditetapkan. Keinginan yang diidamkan, lebih banyak dari bilangan waktu yang disediakan. Bahkan setiap hari, selalu ada sekian target yang ingin diraihnya. Sementara, ketentuan berlaku sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendaknya. Ada saja target yang tidak tercapai, ada keinginan yang tak terwujudkan dan ada harapan yang luput dari genggaman. Sayangnyaa, kebanyakan orang hanya siap menikmati keberhasilan. Pengharapan yang berlebihan, membuat mereka tak siap menerima keadaan yang berlawanan. Saking tingginya harapan, seakan keinginan itu telah berada dalam genggaman. Maka, saat kehendak Allah menentukan lain, merekapun merasa kehilangan dan berputus asa. Allah berfirman, 

Jalan Kesabaran


Alangkah inginnya kita selalu memiliki perasaan itu; nyaman dalam keimanan sekaligus membanggakannya. Rasa yang semoga selalu hadir dan tidak pernah meninggalkan kita selama-lamanya. Buah dari penghargaan akan nikmat Allah bernama iman, juga pemahaman atas kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah”.
Namun alangkah sulit memperolehnya. Sebab kita tak bisa selalu memenangkan setiap ujian. Sebab iman kita berfluktuasi sepanjang perjalanan hidup, sesuai penjagaan kita atas kualitasnya, dalam taat dan maksiat yang kita lakukan. Ia menebal menipis, menguat melemah, muncul tenggelam, atau bahkan sempat menghilang tanpa kita sadari.
Di sepanjang jalan kebenaran inilah, manajemen kesabaran untuk istiqamah di atasnya menemukan bentuknya. Bersama nafsu yang terus memberontak, menghendaki dunia yang terus bersolek dan menggoda, kalbu yang tak kunjung terbebas dari penyakit yang mengeruhkan kesuciannya, juga setan yang tak lelah memperdayaa, kita berjuang mempertahankan iman. Berbagai kesulitan, berbilang kelelahan, dan sejumlah besar ujian menghadang di hadapan, sulit, rumit, berat, dan menjerat, meski kita menempuh jalan dakwah dan sibuk dengan berbagai aktifitas untuk islam.

Senin, 02 April 2012

Tugas Sistem Telekomunikasi


RESUME SISTEM TELEKOMUNIKASI
  






Di Susun Oleh :
Auni Fitri Humaerah
1129040145
PTIK 02
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012