“Cintailah seseorang sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang kamu benci, dan bencilah seseorang sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari nanti ia menjadi orang yang kamu cintai.”
Begitulah nasihat dari sahabat Ali bin Abi Thalib. Karena orang yang meluapkan rasa cinta, atau suka ria yang melampaui kadar yang semestinya, berpotensi menimbulkan penyesalan dan kebencian yang dalam, jika ternyata yang terjadi berkebalikan dengan apa yang diharapkan.
Bila Kenyataan tak Sesuai Harapan
Nafsu manusia memang penuh dengan keinginan. Pikiran pun juga sarat dengan pengharapan. Rasulullah menggambarkan, angan-angan manusia melampaui batas ajal yang ditetapkan. Keinginan yang diidamkan, lebih banyak dari bilangan waktu yang disediakan. Bahkan setiap hari, selalu ada sekian target yang ingin diraihnya. Sementara, ketentuan berlaku sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendaknya. Ada saja target yang tidak tercapai, ada keinginan yang tak terwujudkan dan ada harapan yang luput dari genggaman. Sayangnyaa, kebanyakan orang hanya siap menikmati keberhasilan. Pengharapan yang berlebihan, membuat mereka tak siap menerima keadaan yang berlawanan. Saking tingginya harapan, seakan keinginan itu telah berada dalam genggaman. Maka, saat kehendak Allah menentukan lain, merekapun merasa kehilangan dan berputus asa. Allah berfirman,